Jumat, 23 Oktober 2009

WELCOME TO 240 SSN JUNIOR HIGH SCHOOL

240 SSN Junior High School???....Yup!...itulah sebutan lain sekarang untuk SMP Negeri 240 Jakarta Selatan. Mulai bulan ini Sekolah Menengah Pertama yang terletak di kawasan H.Nawi ini sudah mempunyai 'gelar' baru yaitu SMP N 240 Sekolah Standar Nasional Jakarta Selatan atau bahasa kerennya 240 SSN JUNIOR HIGH SCHOOL.

Yang namanya Standard Nasional, dah pasti peraturan2 sekolah bertambah ketat. Contohnya, kalau dulu kita boleh pake sepatu warna warni kayak pameran sepatu..hehehh...sekarang dah gak boleh lagi. Sepatu harus item...temm...temm... dan bertali. Kalau gak punya tali, ya inisiatif pake tali rafia ..hehehehehe....kalau masih ngotot pake sepatu warna lain, bakal disita Bapak Ibu Guru Piket, baru diambil pulang sekolah. Alhasil selama dikelas harus nyeker kesana kemari gak pake sepatu, ..hihihih....Terus kita juga diwajibkan lebih giat lagi belajar. Antara otak kiri dan kanan harus sejalan.Otak kiri harus tekun menghapal rumus, otak kanan digunakan untuk ikut mewujudkan kreativitas diri sendiri. Misalnya klo diri ini suka olahraga ya ikutin eskul olah raga...yg ikut eskul kesenian ya ikutin eskul kesenian. Bisa dibayangin, tugas bertambah tapi yang pasti kita juga tambah ilmu dan tambah cerdas.. iya kan?...

Yang Jelas, saya bangga sekali sekolah kita sudah Standard Nasional. Paling tidak sekolah kita sudah satu langkah lebih maju. Apalagi denger2 kabar Eskul akan diperbanyak. Apaan aja tuuuhhh??....wah, nanti aja yaa...buat kejutan. Yang pasti bikin semua siswa tambah betah di sekolah..heheehhh...

By The Way, : WELCOME TO 240 SSN JUNIOR HIGH SCHOOL JAKARTA!...

LOMBA PIDATO BAHASA INGGRIS

BINGUNG!!!!...itu yg pertamakali terjadi pada diri saya ketika saya diminta untuk ikut Lomba Pidato Bahasa Inggris, mewakili sekolah saya untuk ikutan " Speech contest" di salah satu sekolah RSBI di Jakarta Selatan. Bukan kenapa-napa, waktu persiapan cuma 1 hari, sementara kita harus hapalin Isi Pidato yg sudah dipersiapkan Panitya. Bersama beberapa teman saya yg terpilih juga diantaranya Thalia, Farah dan Kak Sarah sesiangan di sekolah komat-kamit berusaha menghapalnya.

BENGONG!!!!....itu yg kedua terjadi pada diri saya ketika keesokan harinya kami tiba di tempat tujuan. Gimana gak bengong....ngeliat beberapa perwakilan dari SMP2 yg ikut Lomba diantaranya terdapat beberapa orang 'bule'. Mungkin siswa pertukaran dari negara lain dengan sekolah yang bersangkutan. Nyali saya mulai jiper, mengingat mereka pasti bahasa Inggrisnya luar biasa fasiihnya karena merupakan bahasa mereka sendiri. Ditambah lagi Farah teman saya ternyata gak bisa hadir mengikuti lomba. Mungkin dia lebih panik dan strees daripada saya ya?..hihi......Walau begitu saya agak terhibur ketika Mami saya bilang : "Ngapain kamu mikirin menang?...anggap aja kamu main tebak2an sama temen2 kamu, jadi kamu gak beban..."...

YUUPPP! BEGITULAH.....akhirnya dengan percaya diri tampil semau saya,..walaupun meleset dikit saya anggap saya lebih ok daripada peserta lain, ..abisssss saingan kita selain orang2 Bule itu, ternyata rata2 semua kelas 8 dan 9 yg ikut lomba ini. Alhasilll,...bener dong! saya lebih pintar dari mereka,...soalnya saya kan masiihh 7 grade!..(heheehh...menghibur diri)..
Dan saya cukup puas sudah mewakili sekolah saya. Paling tidak anak2 bawang ini sudah menunjukkan 'taringnya' ..heheee...peace, ah!.......

Sabtu, 03 Oktober 2009

Renungan Untuk mu Tangisan di Ranah Minang

By:SMPN 240 JAKSEL

Hari itu..
Hari ke-30 di Bulan September 2009
Hari itu..
Saat terik mentari mulai turun,
Hari itu..
Terbangun aku dari tidurku,
Bias cahaya sesaat menerpa ku,
Terdengar samar-samar di pintu kamarku,
Ketukan pintu berulang-ulang membahana mengguncang telingaku..,
Hari itu..
Suara Ibuku berteriak "GEMPA!..GEMPA!.."
Aku langsung meloncat dari ranjangku,
Bergegas mencari suara ibuku,
Hari itu..
Aku saksikan berita di televisi,
Ranah Minang berpendaran diterjang gempa,
Gambar itu menceritakan remuk redamnya kehidupan di Ranah Minang,
Hujan tangis tiada henti,
Ada anak yang merintih memanggil ibundanya di tengah-tengah reruntuhan,
Ada seorang tua hanya menatap kosong di depan rumahnya yang lebur,
Ada seorang ayah yang berlari-lari memondong anaknya yang bersimbah darah,
Ada seorang ibu dengan 3 orang anaknya yang tertatih-tatih mengais batu-batu mencari suami dan ayah dari anak-anaknya yang hilang tertutup debu dan pasir,..
Hari itu..
Gedung-gedung berserakkan berhamburan bagai daun kering tersapu angin,
Tiada air Tiada api.. Hanya kesedihan yang terus menghampiri..
Hari itu..
Setetes demi setetes air mata terus mengalir dari mataku,
Inginku membantu tapi apa daya ku?..,
Karena alam adalah Kehendak-Nya,
Aku hanya dapat merenung,
Bersujud,
Merapatkan telapak tanganku,
Menunduk,
Dan berdoa..,
Ya Allah.. Ampunilah dosa kami,hanya kepada-Mu kami mengadu,..
Jangan biarkan kami bersedih lagi..
Ranah Minang..
Bangkitlah,
Ini adalah ujian yang harus diluluskan,
Doa kami menyertaimu......



(Jakarta-Cirendeu,03-10-2009)